chatting


ShoutMix chat widget

time

jam berapa sekarang???

Rabu, 11 Desember 2013

BAB II



BAB II

LANDASAN TEORI



II. 1  Pengertian Studi Kelayakan Proyek


            Studi kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil. (Suad Husnan, 1994, hal. 4), obyek yang diteliti bisa berbentuk proyek raksasa ataupun proyek yang sederhana.
            Pengertian keberhasilan ini bisa diartikan berbeda-beda. Dalam artian terbatas, dipergunakan oleh swasta yang lebih beminat tentang manfaat ekonomis suatu investasi. Sedangkan pengertian yang lebih luas digunakan oleh pemerintah atau lembaga non provit, pengertian menguntungkan bisa dalam arti yang relatif.
Adapun faktor-faktor ( aspek-aspek ) yang dapat  mempengaruhi prospek adalah sebagai berikut ( Suad Husnan ; 1994 ; hal. 17 ) :
1.      Aspek Pasar dan Pemasaran, yang mempelajari tentang :
a.        Permintaan  :  baik secara total ataupun diperinci menurut daerah, jenis konsumen, perusahaan besar pemakai. Disini juga perlu diperkirakan tentang proyeksi permintaan tersebut.
b.        Penawaran  : Bagaimana perkembangannya di masa lalu dan bagaimana perkiraan di masa yang akan datang. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran ini, seperti jenis usaha yang bisa menyaingi, perlindungan dari pemerintah, dan sebagainya, perlu juga diperhatikan.
c.        Harga  :  dilakukan perbandingan dengan jenis usaha sejenis di sekirarnya. Apakah ada kecenderungan perubahan harga atau tidak.
d.       Program Pemasaran  :  mencakup strategi pemasaran yang akan digunakan.
e.        Perkiraan Penjualan yang bisa dicapai perusahaan, market share yang bisa dikuasai perusahaan.
2.      Aspek Keuangan, yang mempelajari berbagai faktor penting, seperti :
a.   Dana yang diperlukan untuk investasi, baik untuk aktiva tetap maupun modal kerja.
b.  Sumber-sumber pembelanjaan yang akan dipergunakan.
c.   Taksiran penghasilan, biaya, dan rugi/laba pada berbagai tingkat operasi.

3.   Aspek Manajemen yang mempelajari tentang :
a.        Manajemen dalam masa pembangunan proyek.
b.        Manajemen dalam operasi. Bentuk organisasi yang di pilih. Struktur organisasi, deskripsi jabatan, dan spesifikasi jabatan.

4.      Aspek Ekonomi dan Sosial, meliputi penelitian tentang :
a.       Penambahan dan pemerataan kesempatan kerja.
b.      Aspek yang bersifat sosial, seperti : menjadi semakin ramainya daerah tersebut.

II. 2  Tujuan  Dilakukan Studi Kelayakan


            Proyek investasi umumnya memerlukan dana yang cukup besar dan mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang. Karenanya perusahaan perlu hati-hati dalam melakukan studi, agar jangan sampai dana yang telah diinvestasikan dalam proyek tersebut tidak menguntungkan. Secara ringkas tujuan diadakan studi kelayakan adalah menghindari keterlanjuran penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan.
Studi kelayakan ini akan memakan biaya, tetapi biaya tersebut relatif kecil bila dibandingkan resiko kegagalan suatu proyek yang menyangkut investasi dalam jumlah besar, ada pula sebab lain yang mengakibatkan suatu proyek ternyata kemudian menjadi tidak menguntungkan (gagal), sebab itu bisa berwujud karena kesalahan perencanaan, kesalahan dalam menafsirkan pasar yang tesedia, kesalahan dalam memperkirakan teknologi yang tepat pakai dan kesalahan dalam memperkirakan kebutuhan tenaga kerja dengan tersedianya tenaga kerja yang ada. Oleh karena itu dalam menjalankan suatu proyek perlu diperhatikan tujuan studi kelayakan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam studi kelayakan :
a.       Ruang lingkup kegiatan proyek
b.      Cara kegiatan proyek dilakukan
c.       Evaluasi terhadap aspek-aspek yang menentukan berhasilnya suatu proyek.
d.       Sarana yang diperlukan dalam proyek tersebut.
e.       Hasil kegiatan proyek tersebut, serta biaya-biaya yang harus ditanggung untuk memperoleh hasil tersebut.
f.       Akibat–akibat yang bermanfaat maupun yang tidak dari adanya proyek tersebut.
g.      Langkah-langkah rencana untuk mendirikan proyek, beserta jadwal dari  masing-masing kegiatan tersebut, sampai dengan proyek investasi siap berjalan.

II.3  Pengertian Investasi


            Banyak manfaat yang bisa diperoleh dari kegiatan investasi diantaranya adalah penyerapan tenaga kerja, peningkatan output yang dihasilkan, penghematan devisa ataupun penambahan devisa, dalam menggunakan pengertian proyek investasi sebagai suatu rencana untuk menginvestasikan sumber-sumber daya yang bisa dinilai secar cukup independen.
Menurut (Suad Husnan, 1994, hal 11), “Investasi adalah penanaman sumber daya untuk mendapatkan hasil dimasa yang akan datang”.

II.4  Usulan Investasi dan Pemilihan Alternatif

            Ada berbagai cara dalam menggolongkan usulan investasi, salah satunya penggolongan usulan yang didasarkan menurut katagori, sebagai berikut (Bambang Riyanto, 1995, hal 121) :
1.      Investasi penggantian, adalah penggantian aktiva yang sudah aus (usang) yang harus diganti dengan aktiva baru, kalau produksi akan tetap dilanjutkan.
2.      Investasi dengan penambahan kapasitas, misalnya usul penambahan jumlah mesin atau pembukaan  cabang baru.
3.      Investasi penambahan jenis produk baru, yaitu investasi untuk menghasilkan produk baru disamping tetap memproduksi yang lama.
4.      Investasi lain-lain, yaitu investasi yang tidak termasuk dalam tiga golongan diatas.

II.5  Pengertian promosi


            Promosi sebagai alat komunikasi, pencipta dan pemeliharaan komunikasi dengan pangsa-pangsa pasar sasaran adalah misi utama yang dibebankan kepada promosi, menurut (Teguh Budiarto, 1993, hal 136) “Promosi Penjualan adalah alat promosi yang merupakan perangsang  bagi konsumen untuk segera melakukan pembelian, umumnya bersifat jangka pendek. Promosi penjualan dapat personal maupun nonpersonal”.
            Dengan demikian promosi melibatkan pengiriman pesan-pesan kepada konsumen dan mengikut sertakan perantara melalui berbagai media pemasaran yaitu, pengiklanan, dan media-media lainnya. 

 

II.6     Pengertian Cash Flow


Ada berbagai cara penilaian usulan investasi didasarkan pada aliran kas bukan pada keuntungan yang dilaporkan dalam buku. Hal ini dikarenakan untuk mendapatkan keuntungan tambahan bagi perusahaan dan juga perusahaan harus mempunyai kas untuk ditanamkan kembali. Menurut (Bambang Riyanto, 1995, hal 122) setiap usulan pengeluaran modal selalu mengandung dua macam aliran kas yaitu :
1.      Aliran kas yang keluar netto (net outflow of cash) yaitu yang diperlukan untuk investasi baru.
2.      Aliran kas yang masuk netto (net inflow of cash) yaitu sebagai hasil dari investasi baru tersebut, sering pula disebut “net cash proceeds” atau hanya “proceeds”.
Ada pula yang membagi kedalam tiga kelompok, yaitu (Suad Husnan, 1994, hal 186) :
a.       Initial cash flow (aliran kas permulaan), yaitu pengeluaran-pengeluaran untuk investasi pada awal periode.
b.      Oprational cash flow (aliran kas oprasional), yaitu aliran kas yang timbul selama proyek berjalan.
c.       Terminal cash flow (aliran kas terminal), yaitu aliran yang akan diterima pada akhir proyek.
II.7      Metode penyusutan
            Menurut (J. Fred Weston dan Thomas E. Copeland, 1988, hal 101) Metode penyusutan yang pokok ada empat yaitu metode garis lurus (straight line), jumlah angka tahun (sum-of-years’digits), metode saldo menurun (declining balance) dan metodeunit produksi. Dan pada penulisan ini penulis menggunakan metode garis lurus atau straight line. Angka ini atau perhitungannya diperoleh dengan cara membagi biaya pembelian mesin atau barang dikurangi nilai sisa dengan umur ekonomis :

(Biaya pembelian  - nilai sisa )
_____________________________
umur ekonomis

II.8     Metode-metode Penilaian Investasi

            Dalam menjalankan proyek akan penggunakan investasi pada umumnya  menggunakan metode-metode penilaian investasi yang diantaranya adalah penggunaan metode :

A.                Metode Payback Periode

Metode Payback Periode adalah metode yang mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali (Suad Husnan dan Suwarsono, 1994, hal 208), dan kelemahan-kelemahan dari metode ini adalah :
1.      Diabaikannya nilai waktu uang.
2.      Diabaikannya aliran kas setelah periode payback.
 Menurut (Bambang Riyanto, 1995, hal 124) mengatakan “suatu periode yang dibutuhkan untuk menutup kembali pengeluaran investasi”.
Sedangkan menurut (Husein Umar, 1997, hal 200) mengatakan suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi(initial cash investment)dengan menggunakan aliran kas. Untuk mengetahui sejauh mana investasi itu kembali, maka dirumuskan sebagai berikut:

Payback period =
Jumlah investasi
X 12 bulan
Jumlah proceed



 Jadi kriteria penilaian pada metode payback periode ini adalah jika payback periodenya lebih kecil dari waktu maksimum yang diisyaratkan maka proyek diterima, dan sebaliknya bila payback periodenya lebih besar atau lebih lama dari waktu yang diisyaratkan maka investasi ditolak.

B.                 Metode Net Present Value
Menurut  ( Bambang Riyanto  1995, hal 127 ) Metode Net Present Value adalah metode yang menghitung antara selisih nilai sekarang dengan penerimaan-penerimaan kas bersih (operasional maupun terminal cash flow) dimasa yang akan dating. Dalam metode ini yang pertama dihitung adalah nilai sekarang (present value) dari procceds yang diharapkan atas dasar tingkat bunga (discount rate) tertentu. Kemudian jumlah present value dari keseluruhan procceds selama usianya dikurangi dengan jumlah PV dari pengeluaran modal (capital outlay atau initial investment) dan hasilnya mendapatkan Net Present Value (NPV).
Kriteria penilaian NPV adalah :
a.       Jika NPV lebih besar dari nol (positif), maka investasi diterima .
b.      Jika NPV lebih kecil dari nol (negatif), maka investasi ditolak.

C.    IRR (Internal Rate of Return)
Nilai sekarang bersih (Net Present Value) kadang-kadang kurang lengkap untuk digunakan sebagai satu-satunya penilaian investasi. Karena dalam nilai sekarang bersih hanya diketahui bahwa nilai sekarang penanaman lebih besar dari jumlah investasi awal. Tetapi kelebihan dari hasil diatas investasi awal secara persentase tidak diketahui, oleh karena itu perusahaan ingin mengetahui persentase dari pengambilan penanaman setelah dikonversikan kedalam nilai sekarang.
Menurut ( Bambang Riyanto  1995, hal 131 ), rumusan dari Internal Rate of Return (IRR) adalah sebagai berikut :


R = P1 – C1
P2 – P1
C2 –C1



   Dimana:  P1  = tingkat bunga ke 1
                     P2  = tingkat bumga ke 2
                     C1 = NPV ke 1
                     C2 = NPV ke 2

Metode ini diterapkan dengan prosedur :
1.      Mencari nilai sekarang bersih dari investasi
2.      Apabila nilai sekarang bersih positif, maka tingkat hasil dinaikan sampai menunjukkan nilai sekarang bersih negatif. Atau sebaliknya apabila nilai sekarang negatif, maka dicari tingkat hasil sampai nilai sekarang bersih positif.

D.                Metode Profitability Index (PI)

Metode ini menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di masa datang dengan nilai sekarang investasi. Kalau Profitability Index (PI)-nya lebih besar dari 1, maka proyek tersebut dikatakan menguntungkan, tetapi kalau kurang dari 1 tidak menguntungkan.
Menurut  ( Suad Husnan dan Suwarsono 1994, hal 211 ), rumus Profitability Index (PI), yaitu

Profability =
PV dari proceed
PV dari outlays


Kriteria penilaian :    - Jika PI > 1, usulan proyek dikatakan menguntungkan
-                      Jika PI<1 font="" maka="" menguntungkan="" proyek="" tidak="" usulan="">


E.                 Metode Accounting Rate of Return (ARR)

Menurut (Bambang Riyanto, 1995, 134) Metode Accounting Rate of Return atau sering juga disebut  “Average rate of return”  menunjukkan persentase keuntungan netto sesudah pajak  dihitung dari “initial investment”. Apabila tiga  metode lainnya yang telah diuraikan diatas (PP,NPV, IRR) mendasarkan diri pada procceds atau “cash flows”, maka metode ARR ini mendasarkan pada keuntungan yang dilaporkan dalam buku.
Metode ini dalam perhitungannya menggunakan data accounting yang sudah tersedia, sehingga tidak memerlukan perhitungan tambahan.
Apabila ARR ini lebih besar daripada “minimum accounting rate of return” maka usul investasi tersebut diterima. Sebaliknya apabila lebih kecil maka, seharusnya usul investasi tersebut ditolak.




II.9      Hubungan antara NPV-PI-IRR

Sebagaimana diuraikan sebelumnya bahwa ketiga metode metode penilaian investasi (NPV-PI-IRR) tersebut semuanya termasuk dalam kelompok discounted-cash-flow yang memperhatikan nilai waktu uang dan proceeds selama keseluruhan umur proyek. Menurut (Bambang Riyanto, 1995, 135) Karena basisnya sama maka nilai suatu investasi tertentu akan memberikan jawaban yang sama antara ketiga metode tersebut. Artinya kalau suatu usul investasi tertentu dinilai menurut  metode  PI jawabannya diterima, maka kalau dinilai menurut NPV ataupun menurut IRR jawabannyapun pasti diterima dan tidak mungkin memberikan jawaban berbeda.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar